#MainArticle
Kenapa Cewek Harus Mempertahankan Metode Kode
Kode lagi… kode lagi.
Kadang cowok suka bosen kalau dapet kode dari cewek. Apalagi kode dari orang yang gak disuka. Kadang juga cowok suka kangen kalau orang yang disuka udah gak pernah ngasih kode lagi ke dia. Yah, namanya juga manusia, gak ada puasnya. Dikasih enak bilangnya terlalu gampang, dikasih susah malah nyerah.
Mending sekarang gini aja deh. Cewek-cewek harus tetep konsisten aja sama metode kode-kodean kalian itu. biar cowok-cowok mikir dikit hidupnya. Cewek mikir gimana kodenya bisa sampai, dan cowok mikir gimana dan harus kapan bisa mewujudkan kode dari si cewek.
Pertanyaannya, kenapa cewek harus mempertahankan metode kode? Jawabannya ada di bawah ini. silakan disimak.
1. Supaya Misterius
Semua orang suka sama hal-hal yang misterius. Dalam hal ini lebih
tepatnya sih penasaran. Nah, gak ada kode yang gak bikin penasaran lho.
Kode cewek itu dirancang kadang dengan berbagai pengertian, bergantung
situasi. Contohnya kalau cewek bilang, “Aduh pegel…” di pasar, artinya
dia minta digendong. Tapi kalau bilangnya di depan toko sepatu, artinya
pengen ganti sepatu baru. Tapi kalau bilangnya di bawah kamu waktu lagi
lomba panjat pinang, artinya dia minta gantian di atas. Misterius
memang.
Cewek itu paling gampang terpengaruh sama cerita-cerita di novel atau
film, terutama FTV. Sekali nonton FTV pasti bilang, “Aku kaya tokoh A di
FTV yang judulnya [judul FTV] lho..” alhasil kita harus nonton FTV
tersebut supaya ngerti, dan supaya bisa nangkep kode dari dia. Yah,
namanya juga cewek.
Sesungguhnya stalking itu tidak lebih baik dari ngetwit garing.
Masalahnya adalah kalau lagi gak ada ide ngetwit, pasti ujung-ujungnya
stalking. Daripada stalking, mending kamu ngetwit kode aja tuh. Meskipun
kadang yang nanggepin kode bukan orang yang diharepin, seenggaknya kamu
gak galau gara-gara stalking. Apa? Gebetan kamu gak punya twitter? Itu
sih derita kamu aja ya. Kwukwukwukwuk.
Lho, galau kenapa? Pastinya galau karena kodenya gak sampai. Kalau udah
galau, biasanya orang punya energi lebih untuk menunangkan
kegalauannya. Kalau disalurkan secara negatif, udah pasti jadi buruk.
Nah, kalau disalurkan secara positif, ini bisa bikin orang menghasilkan
karya. Contohnya adalah bikin novel. Banyak penulis novel yang nulis
berawal dari galau, akhirnya bisa jadi cerita novel yang romantis. Ya,
itulah the power of galau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar