Last Minute in Manhattan: Beri Cinta Waktu
Yoana Dianika
Saya akan berbagi sedikit cerita tentang proses kreatif di balik penulisan novel Last Minute In Manhattan. Semoga judul ini membuat galau. Sudah last minute, di Manhattan pula.
Behind The Scene
Setiap orang pastinya punya kenangan. Entah itu kenangan indah maupun menyedihkan. Nah, bagi saya, menulis adalah salah satu proses kreatif untuk mengabadikan kenangan—untuk dikembangkan menjadi sesuatu yang berguna. Jadi, dengan menulis, ayo berbagi galau dengan orang lain biar plong.
Saat mendapatkan kata kunci “Amerika” dan “senja” untuk proyek novel lini “Setiap Tempat Punya Cerita”* ini, pikiran saya langsung berlari ke “sana”. Ke proses kreatif penulisan Last Minute in Manhattan. Kata pertama yang melintas di benak saya adalah: move on.
Kisah yang saya tulis kali ini adalah tentang seorang gadis yang nyaris gagal move on, tetapi dia berusaha untuk bisa move on setelah berkenalan dengan seseorang yang menurutnya istimewa.
Tapi, tentunya, cerita dalam Last Minute in Manhattan ini nggak melulu galau tentang gagal move on karena di sini saya juga berusaha untuk memberikan sentuhan bright pada cerita. Setelah setting saya tetapkan, lalu tokoh mulai lahir satu per satu. Akhirnya, satu per satu dari rencana bab yang akan saya tulis mulai terbentuk di kepala saya. Saya ingin mengajak pembaca untuk menikmati Amerika yang berbalut kisah romantis dari si tokoh utama. Pengin mengajak kamu untuk ikut merasakan perasaan si tokoh utama dalam menghadapi masalah-masalahnya, menemani si tokoh utama dalam mengunjungi tempat-tempat menarik dan unik di Amerika. Juga—setidaknya—kamu bisa menemukan sesuatu yang bisa dipetik dari kisah ini; entah itu kegalauan yang sama, ilmu baru, merasa terhibur dengan kisah ini, apa pun.
Kerangka akhirnya mulai saya susun sebelum menginjak untuk menuliskannya secara serius ke dalam part-part setiap chapter. Mulai melakukan riset untuk pematangan setting, serta pendalaman karakterisasi tokoh.
Menuliskan kisah di luar negeri, dengan tidak meninggalkan jati diri di negara sendiri merupakan tantangan yang menarik untuk diselesaikan. Dan, begitulah, walaupun setting mayor dari kisah ini di Amerika, saya masih menanamkan ke-Indonesia-an pada si tokoh utama.
Oh, ya, ada beberapa fakta menarik dalam novel Last Minute in Manhattan ini. Cekidot!
- Kamu bisa menemukan trivia tentang astronomi di novel ini. Banyak fakta mencengangkan tentang ilmu perbintangan yang bisa kamu dapat di novel ini.
- Mau tahu tentang berkuda? Ikuti cerita Callysta sampai selesai, ya. Ada informasi tentang kuda, peternakan kuda di Amerika, dan masih banyak lagi.
- Di sini, kamu akan diajak menyusuri kehidupan perusahaan-perusahaan raksasa yang sudah tidak asing lagi, sebut saja Yahoo, Oracle, Google.
- Mau tahu seperti apa camp musim panas di Amerika? Callysta akan menjawabnya.
- Banyak spot menarik di California yang dikupas habis di novel ini. Callysta akan menemani perjalananmu.
- Tentang Manhattan, temukan senja sempurna di sini, yang akan menjawab semua kegelisahan Callysta.
Di setiap chapter, kamu akan menemukan quote dan ilustrasi menarik. Dan, novel ini pun dilengkapi bonus greeting card yang bisa kamu kirimkan untuk seseorang terbaik dalam hidupmu.
Senja dan kamu adalah halogen dalam potongan warna. Menghasilkan nada di dalam untaian kata, yang menawarkan sekeping memori pada cerita.
~Callysta Nararya
Untuk Callysta:
Senja ini memerangkap kenangan bak kanvas. Menguraikan sederet warna pastel di dalam rasa, mengerucut pada sebias makna tentang “kita”.
~Vesper Skyller
Tidak ada komentar:
Posting Komentar