“I was alright, till i fell in love..” – Bob Dylan.
Gua sebenernya agak-agak males ketika disuruh nulis tentang ini. Bukannya apa-apa, ngomongin soal cinta tuh kagak bakal ada abisnya, sampe botak sariawan juga gak bakal kelar. Tapi biar bagaimanapun, tidak ada salahnya.
Ngomong-ngomong soal cinta, dari dulu kalo ada orang yang nanya tentang itu, gua selalu punya jawaban sendiri –ya walaupun sama aja kayak jawaban semua orang kalo ditanya tentang cinta, kind of a cliche wisdom– buat gua, cinta adalah UFO, alias Unidentified Feeling Objects. Secara karakterisktik mirip-mirip sama UFO yang konon katanya kendaraan para alien itu, sulit buat diidentifikasi.
Cinta itu komunal, universal. Dan yang pasti, objek cinta seseorang itu gak melulu spesifik ke lawan jenis. Tapi bisa juga ke objek-objek lain yang bukan manusia, seperti hobi misalnya.
Dan dimensi cinta itu beragam, dari mulai awal kenal, jatuh cinta, kecewa, hingga lupa, dan nemu cinta yang baru. Atau mungkin bertahan selamanya. Gua selalu ingat gimana dulu kisah cinta gua terhadap olahraga futsal; dari semenjak masa gua SMA baru kenal dan penuh antusias, jatuh cinta dan bertanggung jawab terhadap cinta itu, kemudian kecewa karena gagal menjadi pemain pro, hingga akhirnya gua bisa move on dan mengurangi cinta gua, setelah menemukan olahraga yang baru.
Salah satu dari dimensi cinta yang paling menarik untuk dibahas adalah jatuh cinta, dan gua yakin banyak orang yang ‘bermasalah’ dengan hal ini. Bahkan, saking bermasalahnya, banyak yang gak sadar kalo dia sedang jatuh cinta, padahal jatuh cinta itu bisa dideteksi secara sederhana, sederhana banget. Kalo lo udah ngelakuin tiga hal di bawah ini, itu berarti secara sadar atau gak sadar, lo udah ngerasain yang namanya jatuh cinta.
1. Digging
Jangan pernah ngaku suka dengan sesuatu, kalo lo gak mencari tau tentang ‘sesuatu’ itu secara mendalam. Digging itu bagian dari mencintai, karena dengan lo digging, sama aja lo berusaha meninggalkan ego lo dan meluangkan waktu untuk hal yang lo cintai itu.
Mengapa seorang Steven Spielberg, misalnya, bisa menghasilkan karya-karya film yang luar biasa, dengan efek-efek yang mungkin hanya dia yang bisa mengaplikasikannya, dan kemudian meraih sukses darinya? Buat gua, itu semua gak lain adalah kepantasan yang dia dapatkan dari digging dan mencari tahu dengan tekun segala seluk beluk dunia film. Bahkan mungkin dari nol, dari semenjak dia belum tahu apa-apa tentang itu. Sehingga hal-hal yang mungkin belum diketahui oleh sutradara lain, dia bisa ketahui dan terapkan. Dan gua yakin, itu semua berangkat dari kecintaan dia terhadap film.
2. Budeg
Orang kalo lagi suka banget sama sesuatu juga biasanya gak akan peduli apa kata orang lain, yang penting dia yang ngejalanin sendiri merasa asik. Ini lumrah banget terjadi, jadi lo jangan merasa sendirian dalam hal ini.
Do what you wanna do, if it’s okay for you. Ini bukan berarti lo harus egois dan gak peduli orang lain. Tapi, ini berarti lo harus fokus dengan apa yang lo suka dan cinta. Dengan lo melakukan apa yang lo pengen lakukan, dan gak ngedengerin apa omongan orang lain, terutama cibiran dan cacian. Maka itu sama aja lo udah yakin dengan pilihan lo.
3. Berani
Salah satu alasan kenapa negara yang terjajah bisa merdeka adalah, karena rakyatnya mau berjuang sepenuh hati, dengan landasan cinta kepada negaranya. Karena melalui landasan cinta tersebut, segala hal akan dilakukan, segala risiko akan ditangguhkan, dan segala ketakutan akan dipinggirkan.
Take a risk, to act first and think later. Kayaknya itu kata yang paling pas buat ngegambarin keadaan ini. Orang yang lagi jatuh cinta bisa jadi akan melakukan segalanya, dengan alasan yang penting lakuin dulu, hasil akhir belakangan, tanpa ekspektasi apa-apa. Dan kalo ini udah lo lakukan, mungkin lo udah satu tahap di atas cinta yang biasa-biasa aja.
Karena dengan lo menihilkan segala ekspektasi, alias melakukan apa yang lo rasa mesti lakukan buat objek yang sedang dicinta dan lo gak ngarepin apa-apa darinya, selamat, itu tandanya lo udah berbuat tulus. And by the end of the result, apa pun yang terjadi, lo gak merasakan kecewa yang berlebihan, dan gak akan ada yang namanya rasa sakit hati berkepanjangan. Nothing to lose.
Terakhir, buat yang lagi berurusan dengan dimensi hidup berwadah cinta, ada kata-kata bagus yang mau saya kutip dari Pidi Baiq:
“Aku mencintaimu, itu urusanku. Bagaimana engkau kepadaku, itu urusanmu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar