Jumat, 27 September 2013

Kelakuan Kamu Sama Buku Ramadhan


Gelas-gelas kaca, itulah perumpamaan yang kami berikan khusus untuk sebuah buku langka yang hanya terbit setahun sekali, buku agenda Ramadhan.

(sumber gambar: wahanakaryajaya)

Seperti gelas yang terbuat dari kaca, akan sangat berkurang keindahan dan fungsinya kalau tidak diisi air. Begitu pula dengan buku agenda Ramadhan, akan sangat tidak berguna fungsinya (plus kena omelan) kalau tidak kita isi.

Kamu gak sendirian, kami juga sama, kurang suka dengan buku tersebut. Bukan apa-apa, masa iya setiap ibadah kita di bulan Ramadhan harus kita catat? Kalau begitu kan sama saja membiarkan bibit-bibit kesombongan tumbuh di dalam diri kita, mengingat-ingat setiap ibadah dan amalan kebaikan yang sudah kita perbuat.

Karena pada males ngisi buku agenda kegiatan Ramadhan, ujung-ujungnya paling kelakukan kayak gini yang keluar:

Nyalin Dari Taun Kemaren
Ini adalah kegiatan yang bisa dibilang cikal bakal copy-paste di era komputerisasi digital. Dari zaman dulu, pada dasarnya masyarakat sudah terbiasa melakukan copy-paste secara manual, tidak terkecuali kepada buku agenda Ramadhan. Daripada bingung pusing-pusing mikirin gimana caranya ini buku bisa keisi tanpa susah payah, maka kamu pun mengubek-ubek lemari dan mencari-cari koleksi buku agenda Ramadhan dari tahun-tahun lalu, dan menyalinnya ke buku yang baru. Luar biasa, sungguh cerminan masyarakat kreatif abad 21.

Ngarang Bebas
Kamu kamu yang merasa berbakat menjadi seorang penulis, ada baiknya kegiatan ini kamu jadikan sebagai cara melatih intuisi kamu sebagai seorang penulis. Bagaimana kamu bisa mengarang sebuah cerita seolah-olah kamu mengerjakan ini semua dengan tekun dan teliti dan mampu meyakinkan guru yang memeriksanya.

Menangisi
Ini biasanya terjadi ketika pihak yang ingin mengisi buku agenda Ramadhan menemukan pergolakan batin yang cukup mendalam. “Aku malas mengisinya dengan benar dan jujur, tapi aku juga tak mau membohongi diriku dan guruku.”

Akhirnya, karena tidak tahan dengan pertentangan yang terjadi di dalam hati nuraninya, sambil meratapi dan memandangi buku agenda Ramadhan yang ada di tangannya, dia pun mulai menangis.

Diisi dengan Sungguh-Sungguh
Mungkin saja kamu adalah orang yang sangat menjunjung tinggi kejujuran, dan tidak berani menodai nilai-nilai puasa kamu dengan perbuatan tercela seperti berbohong dan menipu guru. Jadi kamu menetapkan dalam hati, dan menggariskan semangat jihad melawan diri sendiri, untuk mengisi buku agenda Ramadhan dengan penuh ketekunan dan keikhlasan nurani. Luar biasa, sungguh sosok teladan.

Salah satu bukti perbuatan ini adalah dengan menanti-nanti khatib s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar